PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN METODE ROCKPORT
Pengukuran Kebugaran Jasmani dengan metode Rockport yaitu lari kecil sejauh 1.6 Kilo Meter, metode ini dipilih karena memiliki beberapa keunggulan antara lain. Mudah dilakukan, Tidak memerlukan alat khusus, Aman bagi orang dengan resiko penyakit, Dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok serta dilakukan sesuai dengan kemampuan.
Jumat, (1/10) 2023 mulai jam 07.00 WIB bertempat di Lapangan Peturen Kelurahan Tirto Kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan,Lurah dan Perangkat Kelurahan Tirto mengikuti tes kebugaran yang dilaksanakan oleh tim dari Puskesmas Tirto.
Pengukuran tingkat kebugaran berguna untuk mengetahui apakah mempunyai tingkat kebugaran yang baik, cukup, atau kurang. Selain itu, tes kebugaran juga bermanfaat untuk mengukur kemampuan fisik dan kebugaran jasmani seseorang dan sebagai acuan untuk menentukan aktifitas yang perlu dilakukan.
Sebelum pengukuran kebugaran, peserta diminta untuk mengisi Par Q Test (Physical Activity Readiness Questionnaire) sebagai upaya screening apakah peserta layak atau tidak untuk mengikuti pengukuran kebugaran dengan Metode Rockport. Selain itu, peserta juga diukur tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh) sebagai salah satu cara untuk mengetahui status gizi seseorang, diukur tekanan darah, dan denyut nadi.
Sebelum peserta berlari, peserta terlebih dahulu melakukan pemanasan dan peregangan seluruh tubuh, terutama otot tungkai dan dilanjutkan dengan jalan kaki. Hal tersebut dilakukan selama 10-15 menit. Waktu yang dicapai peserta dalam menyelesaikan lari sepanjang 1.600 meter tersebut kemudian dikonversikan ke dalam tabel Hubungan Waktu Tempuh - VO2 max untuk mengetahui nilai VO2 max (ml/kg/menit) peserta. Setelah mengetahui VO2 max peserta, kemudian nilai VO2 max digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung paru sesuai dengan jenis kelamin dan kelompok umur.
Setelah diketahui tingkat kebugarannya, setiap peserta diberikan informasi tentang program latihan fisik yang dapat dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat kebugaran. Pengukuran tingkat kebugaran sebaiknya dilakukan setahun 2 kali atau setiap 6 bulan sekali. Selama rentang waktu antara pengukuran tingkat kebugaran pertama dan kedua, peserta dapat melakukan program latihan fisik.
Dari hasil tes kebugaran yang sudah dilakukan didapatkan hasil rata-rata tingkat kebugaran peserta yaitu tingkat kebugaran dengan kategori cukup baik laki-laki dan perempuan.